KAMIS, 08 JULI 2010
JAKARTA. Saat ini hampir sebagian besar penemuan-penemuan minyak terjadi pada daerah lepas pantai yang semakin dalam, salah satunya adalah West Seno, Lapangan Abadi di Laut Timor, dengan kondisi lingkungan yang membawa tantangan tersendiri dan memerlukan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi ke depan.
“Tidak hanya di Indonesia, di Teluk Meksiko penemuan minyak juga terjadi di daerah laut dalam,” papar Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Kabalitbang) Kementerian ESDM, Bambang Dwiyanto, pada paparannya di Lemhanas, Rabu (7/7).
Menurut Kabalitbang, tantangan pada kegiatan eksplorasi adalah bagaimana menurunkan risiko tidak menemukan minyak. Untuk itu diperlukan peningkatan IPTEK khususnya IPTEK yang mampu membantu interperetasi hasil eksplorasi dengan lebih baik. “Selain seismik 2D, 3D dan 4D, penguasaan pengetahuan kebumian akan membantu kualitas intepretasi data seismik kita,” lanjutnya.
Dalam rangka meningkatkan produksi, saat ini dilakukan eksplorasi di 107 wilayah kerja migas. Dari jumlah tersebut dilaporkan 19 lokasi temuan yang sedang dievaluasi potensi cadangan migasnya. "Diharapkan dalam waktu dekat akan ada tambahan temuan lagi," ujarnya.
Kabalitbang menambahkan, Dengan teknologi konvesional mungkin hanya 30% dari seluruh minyak dapat diambil. Dengan semakin susahnya mendapatkan cadangan-cadangan minyak baru, maka peningkatan pengambilan minyak dari sumber yang ada sangat diperlukan. “Inilah bagian dimana pengembangan IPTEK kita juga perlukan,” tegas Kabalitbang. (KO)